Selasa, 27 Juni 2017

Pohon Karir (Media dalam BK)

Pohon Karir

Disusun Oleh:
Zainina Sabihah (1601015105)
2A Bimbingan dan Konseling
Tugas Mata Kuliah Media dalam BK





   A.    Pengertian Karier

Menurut KBBI karier : perkembangan dan kemajuan dikehidupan, pekerjaan, jabatan, adalah suatu rangkaian perilaku dan sikap yang berhubungan dengan pengalaman maupun aktivitas kerja selama rentang waktu pada kehidupan seorang individu serta merupakan rangkaian aktivitas kerja berkelanjutan.
Contoh dari karir tenaga pendidik: guru, dosen, tutor, konselor dan lain-lain. Dan pada tenaga kependidikan: kepala sekolah, administrasi, pengawas sekolah, pustakawan dan lain-lain.


B.     Perencanaan Karier

Perencanaan karier adalah proses dimana seorang individu dapat menidentifikasi maupun mengambil langkah-langkah dalam mencapai tujuan kariernya. Melalui perencanaan karier ini nantinya setiap individu dapat evaluasi kemampuan maupun minat yang dimilikinya, lalu supaya dapat mempertimbangkan karier pilihannya, memilih karir alternatif, menyusun tujuan karirnya dan lain-lain.

C.    Pengertian Bimbingan Karier

Bimbingan karir juga merupakan salah satu bidang dalam bimbingan dan konseling yang ada disekolah-sekolah. Menurut Winkel (2005:144.) bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan / profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapanan pekerjaan yang dimasuki.
Bimbingan karir juga dapat dipakai sebagai sarama pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai bagian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang studi.

D.    Tujuan BK Karier

1.  Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait denganpekerjaan,
2. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan in4ormasi karir yang menunjangkematangan kompetensi karier,
3.     Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja, dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri asal bermakna bagi dirinya dan sesuai dengan norma agama,
4.  Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan,
5.    Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja dan kesejahteraan kerja,
6.  Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu dengan merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat / kemampuan dan kondisi kehidupan sosial ekonimi,
7.    Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karier, apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan terebut.

E.     Pengertian Pohon Karier

Pohon karir kelompok peminatan merupakan media bimbingan dan konseling untuk memudahkan konseli dalam memahami prospek karir setiap kelompok peminatan.

Pohon karire atau pohon harapan merupakan alat untuk menjaring permasalahan/kebutuhan serta informasi yang ada dalam diri peserta didik (konseli). Harapan / cita-cita yang dituliskan oleh peserta didik (konseli) menggambarkan harapan yang ingin diraih oleh masih-masing peserta didik (konseli). Peran konseling disini konselor akan bertanya bagaimana cara atau usaha untuk meraih harapan/cita-cita yang telah digantungkan.




F.     Cara pembuatan Pohon Karier

Bahan:
1.      Siapkan batang tanaman yang sudah dibersikan,
2.      Siapkan pot/wadah untung menaruh batang pohon,
3.      Siapkan tanah atau batu untung menyanggah batang pohon yang ditaruh dipot,
4.      Siapkan kertas karton, gunting, double tip atau lem, tali,  pernak pernik dll.

Pembuatan:
1.      Taruh batang pohon yang sudah dibersihkan kedalam pot/wadah,
2.      Masukan tanah atau batu untuk menyanggah batang agar tidak mudah roboh,
3.   Potong kertas karton menyerupai bunga, buah-buahan atau yang sesuai dengan keinginan,
4.      Tuliskan karier apa yang akan dicapai dikertas yang sudah dipotong,
5.      Ikat dengan tali dibatang pohon yang sudah dihias.

Papan Bimbingan (Media dalam BK)

Papan Bimbingan

Disusun Oleh:
Zainina Sabihah (1601015105)
2A Bimbingan dan Konseling
Tugas Mata Kuliah Media dalam BK



A.  Pengertian Papan Bimbingan

Papan bimbingan merupakan salah satu media yang efektif bagi perubahan perilaku siswa. Papan bimbingan adalah papan yang khusus digunakan untuk mempertunjukkan materi-materi bimbingan dan konseling yang berisi artikel, gambar, bagan poster, dan objek dalam bentuk tiga dimensi.
Layanan informasi merupakan salah satu jenis layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah yang memungkinkan peserta didik (konseli) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) melalui kegiatan tatap muka di kelas secara klasikal. Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagi pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembagkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi, digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita, menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dalam mengambil sebuah keputusan.
Layanan informasi dalam bimbingan konseling amatlah penting untuk dilaksanakan guna membantu siswa agar dapat terhindar dari berbagai masalah yang dapat mengganggu pencapaian perkembangan siswa, baik yang berhubungan dengan diri pribadi, sosial, belajar ataupun kariernya. Seorang siswa dalam kehidupannya akan dihadapkan dengan sejumlah alternatif, baik yang berhubungan kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun kariernya.  Melalui layanan informasi diharapkan para siswa dapat menerima dan memahami berbagai informasi, yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan siswa itu sendiri. Untuk itulah, mereka seyogyanya dapat dibimbing guna memperoleh pemahaman yang memadai tentang berbagai kondisi dan karakteristik dirinya, baik tentang bakat, minat, cita-cita, berbagai kekuatan serta kelemahan yang ada dalam dirinya.
Materi informasi yang diberikan kepada siswa hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan siswa, sehingga benar-benar dapat dirasakan lebih bermanfaat dan memiliki makna. Pemilihan dan penentuan jenis materi informasi yang tidak didasarkan kepada kebutuhan dan masalah siswa akan cenderung tidak memiliki daya tarik, sehingga siswa akan menjadi kurang partisipatif dan kooperatif dalam mengikuti kegiatan layanan, dalam era informasi dewasa ini sesungguhnya kemudahan untuk memperoleh informasi sangat terbuka, baik melalui media cetak atau eleltronik. Terutama setelah adanya kemajuan yang menakjubkan dalam bidang teknologi komputer multi media, maka dengan mudah dan dalam waktu relatif singkat kita dapat mengakses ribuan bahkan jutaan jenis informasi melalui internet. Oleh karena itu sebagai seorang guru pembimbing dituntut untuk belajar menguasai teknologi internet, agar bisa menjelajah situs-situs yang menyediakan informasi yang berkaitan dengan informasi pribadi, sosial, belajar dan karier. Disamping konselor dituntut untuk banyak memahami berbagai informasi yang akan dibutuhkan siswa, juga seyogyanya dapat menguasai berbagai teknik penyampaiannya secara variatif dan menyenangkan. Oleh karena itu agar semua layanan informasi dapat tercakup diperlukan media yang dapat membantu dan meningkatkan kinerja konselor sekolah, yaitu dengan “media papan bimbingan”.
Menyelenggarakan bimbingan yang bersifat preventif salah satunya dapat ditempuh dengan mengadakan papan bimbingan, Bimo Walgito, (1969:38).  Papan bimbingan adalah media bimbingan yang memuat informasi-informasi siswa serta materi-materi yang mengandung unsur bimbingan yang menyangkut masalah pribadi, sosial, belajar maupun karier.
Dalam buku Bimbingan dan Konseling di Sekolah (2000:91) dinyatakan bahwa papan bimbingan adalah papan yang memuat hal-hal yang perlu diketahui oleh siswa, sehingga papan bimbingan tersebut memuat informasi-informasi siswa serta materi-materi yang mengandung unsur bimbingan. Selain itu, dapat juga di dalamnya sebagai tempat menempelkan pengumuman, karikatur, gambar-gambar dan sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan bimbingan.
Mengenai beberapa hal tentang papan bimbingan, menurut Bimo Walgito (2004:183) menjelaskan bahwa penyelenggaraan Papan Bimbingan merupakan salah satu aspek kegiatan untuk merealisasikan bimbingan dan konseling di sekolah. Berdasarkan tujuan dari layanan informasi bahwa tujuan layanan informasi adalah membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemamahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat (Prayitno, 1997:76), maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembentukkan papan bimbingan adalah memberikan informasi yang jelas untuk membekali individu (siswa) dalam hidupnya.
Mendukung pernyataan di atas, Dewa Ketut Sukardi (2002:44) menjelaskan bahwa layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik. Dalam hal ini, tujuan dari layanan informasi ini selain peserta didik juga kepada orang tua agar menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.
Papan bimbingan adalah papan yang khusus digunakan untuk mempertunjukkan materi-materi bimbingan dan konseling yang berisi artikel, gambar, bagan poster, dan objek dalam bentuk tiga dimensi. Papan bimbingan merupakan media bimbingan dan konseling yang sangat murah, mudah pengadaannya, sangat efektif dilihat banyak siswa, tidak memerlukan perawatan khusus, dan sangat familier bagi guru, konselor, maupun siswa. Papan bimbingan merupakan media untuk memberikan informasi, imbauan, tempat menuangkan kreativitas, gagasan dan ide bagi siswa dan semua warga sekolah selama hal tersebut demi pertumbuhan dan perkembangan siswa. Papan bimbingan ini seringkali menjadi tempat semua siswa mendapatkan dan bahkan mencari informasi berkaitan dengan informasi belajar, karir/peluang kerja, dan studi lanjut, bahkan pencerahan spiritual untuk meningkatkan kadar keimanan dan pendidikan moral/akhlak mulia siswa.
Dalam papan bimbingan tersebut ditempelkan berbagai informasi bimbingan dengan berbagai bentuk, seperti : artikel, poster, buletin, karikatur, gambar-gambar, tips-tips, tulisan-tulisan misalnya peringatan-peringatan, kata-kata mutiara, semboyan dan sebagainya. Di samping itu dapat pula berupa potongan-potongan majalah atau surat kabar serta brosur-brosur lainnya yang mempunyai atau mengandung unsur bimbingan. Adapun papan bimbingan tersebut hendaknya diletakkan/ditempel/digantung pada tempat yang mudah dijangkau oleh semua siswa, memiliki keleluasaan yang bisa memungkinkan siswa membaca dengan rileks serta pencahayaan yang cukup agar tidak mengganggu siswa pada saat membaca, sehingga siswa dapat dengan mudah mengakses dan memahami hal-hal yang perlu diketahui.
Mengingat begitu pentingnya papan bimbingan bagi siswa maka menuntut para guru pembimbing/konselor untuk senantiasa menyajikan informasi yang up to date, dipajang dengan menarik, menggunakan bahasa lugas tetapi mengenai sasaran. Guru pembimbing/konselor mempersilakan siswa untuk memberikan informasi seluas-luasnya selama itu berguna bagi perkembangan dan membuka wawasan siswa lainnya yang sebelumnya melalui bimbingan/seizing guru pembimbing/konselor. Jadi tidak selamanya guru pembimbing/konselor sekolah sibuk dan repot mencari data/informasi sendiri dan selanjutnya ditempel pada papan bimbingan, namun disadari bahwa siswa juga memiliki kemampuan luar biasa mencari informasi penting melalui internet yang dapat disebarluaskan kepada teman-temannya di sekolah melalui papan bimbingan.  Dengan demikian fungsi guru pembimbing/konselor ialah memotivasi siswa memanfaatkan semaksimal mungkin papan bimbingan baik untuk menerima informasi maupun memberikan sumbangan informasi pada bidang belajar, pribadi, sosial, karir, maupun kehidupan berkeagamaan/akhlak mulia.
Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa papan bimbingan merupakan media informasi BK yang didalamnya terdapat informasi bimbingan yang dapat membantu siswa dalam belajar ataupun dalam membantu memecahkan masalah sehari-hari serta informasi sekolah yang harus diketahui siswa dan ditampilkan dalam bentuk yang menarik, sehingga siswa tertarik untuk membacanya. Papan Bimbingan ini bertujuan agar membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemamahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.
Selain itu, berdasarkan isi materi-materi yang disampaikan dalam papan bimbingan, maka papan bimbingan tidak disamakan dengan papan pengumuman ataupun majalah dinding. Hal ini dikarenakan, materi yang disampaikan dalam papan bimbingan dapat berisi tentang informasi yang dapat membantu siswa dalam hidupnya, seperti informasi kelanjutan studi atau informasi bimbingan belajar maupun bidang sosial.

B.  Manfaat Papan Bimbingan

Manfaat Media Papan Bimbingan. Secara umum media mempunyai kegunaan, diantaranya:
1.        Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2.        Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
3.        Menimbulkan gairah siswa, interaksi lebih langsung antara siswa dengan guru bimbingan dan konseling (guru BK).
4.        Proses layanan bimbingan dan konseling dapat lebih menarik.
5.        Kualitas layanan bimbingan dan konseling dapat ditingkatkan.
6.        Meningkatkan sikap positif peserta didik terhadap materi layanan bimbingan dan konseling.
7.        Dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman peserta didik.
8.        Dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
9.        Dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar.

Jadi, sangat jelas bahwa media papan bimbingan sangat membantu dalam berlangsungnya pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, media papan bimbingan memudahkan pemahaman bagi peserta didik dan dengan media papan bimbingan konselor atau guru pembimbing menjadi sangat terbantu. Salah satunya lebih efektif. Media bimbingan dan konseling dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dan isi layanan bimbingan dan konseling itu sendiri. Media juga untuk meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling, pada umumnya bimbingan dan konseling yang disampaikan dengan menggunakan media akan tahan lama dalam ingatan para peserta didik/mengendap.

C.  Kelebihan dan Kelemahan Media Papan Bimbingan

1.      Kelebihan
a.    Pembuatannya mudah dan biaya murah.
b.    Bisa menarik perhatian siswa.

2.      Kelemahan
a.    Membutuhkan ketrampilan dalam pembuatannnya
b.    Penyajian pesan hanya unsur visual saja (yang dapat dilihat).

D.  Cara Pembuatan Papan Bimbingan

Mengenai syarat-syarat bentuk Papan Bimbingan, Rinda (2009) mengutip Widodo menjelaskan bahwa:
1.        Ukuran papan bimbingan tidak boleh terlalu besar ataupun terlalu kecil
2.        Ukuran hurufnya jangan terlalu kecil agar mudah dibaca
3.        Papan Bimbingan harus menarik
4.        Alas untuk papan bimbingan dapat menggunakan triplek atau steroform.
5.        Agar menarik, perlu dicat dengan warna dan diberi bingkai agar terlihat rapi.
6.        Berilah judul yang menarik dengan warna dan ukuran yang besar agar terlihat dengan jelas.
7.        Kumpulkanlah bahan-bahan berupa gambar, kartun objek, buku, poster, lem, paku payung, gunting dan lain-lain.
8.        Gunakan gradasi warna agar lebih menarik siswa untuk melihat.
9.        Gunakan penyajian dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, bukan bahasa guru maupun bahasa yang terlalu formal.
10.    Lay out dan design menggunakan teknik dummy, yaitu meletakkan gambar agar seimbang.
11.    Tempelkan materi dalam papan bimbingan sesuai dengan fungsinya.

E.  Papan Bimbingan Online
Papan bimbingan online merupakan sebuah media informasi yang berisi tentang berbagai hal yang bertujuan untuk membantu dan mendukung peserta didik agar mampu untuk menyelesaikan masalahnya melalui koneksi internet. Misalnya, mengenai masalah pribadi siswa, seorang Guru BK akan menyediakan informasi atau tips-tips agar pembaca (peserta didik) dapat menganalisis permasalahan tersebut. Dikarenakan bidang bimbingan dalam bimbingan konseling ada beberapa, maka guru BK pun harus mampu untuk menyediakan informasi-informasi tersebut. Selain itu, guru BK pun juga harus “sadar internet” dengan selalu mengikuti perkembangan yang sedang digemari oleh siswa, dan salah satunya saat ini adalah situs jejaring sosial Facebook yang sangat digemari oleh kalangan remaja bahkan orang tua saat ini. Guru BK harus bisa menganalisis perkembangan apa yang ada dalam internet, sehingga efek negatif dari suatu hal dapat disadari sejak awal sehingga Guru BK pun harus mampu membuat “panduan” untuk ber-facebook dengan baik. Karena, berdasarkan informasi pada saat yang lalu, ada seseorang siswa yang dikeluarkan dari sekolah karena Facebook. Hal itu disebabkan ada beberapa siswa yang saling berkomentar kasar pada seorang guru dan ada yang melaporkan kepada kepala sekolah. Karena Facebook adalah situs jejaring sosial yang dapat diakses oleh semua orang, maka kita pun harus mengingatkan siswa untuk berhati-hati dalam menulis apapun di media internet, terutama Facebook.
Ide pembuatan Papan Bimbingan Online adalah sebuah hal kecil yang terinspirasi oleh blogger-blogger yang didalamnya terdapat tulisan-tulisan menarik dan bermanfaat, maka sebagai Guru Bimbingan dan Konseling yang melihat kondisi perkembangan internet dan kemudahan akses untuk anak-anak dirasakan perlu membuat sebuah media yang berisi tentang informasi untuk siswa, terutama siswa didikannya. Hal ini bertujuan agar siswa dapat ber-internet secara sehat. Ini adalaha sebuah usaha kecil dari seorang guru bimbingan dan konseling agar para siswa lebih memahami internet dan apa yang ada didalamnya, karena Internet adalah dua sisi mata uang, satu sisi adalah sumber ilmu yang bebas didapatkan, satu sisi adalah sumber informasi yang dapat merusak generasi bangsa.

Persiapan Peserta Didik dalam Karir Masa Depannya (Media dalam BK)

Tema: Bidang Karir
Di Susun Oleh: 
Zainina Sabihah (1601015105)
2A Bimbingan dan Konseling
Tugas Mata Kuliah Media dalam BK
Karya Ilmiah

Persiapan Peserta Didik dalam Karir Masa Depannya

A.    Pengertian Karir
Seseorang indivudu dikatakan sukses apabila ia dapat mewujudkan dirinya dalam kemandirian, serta dapat berbuat sesuatu untuk orang lain. Dengan kata lain, individu dikatakan sukses apabila ia berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain. Kesuksesaan individu dapat diperoleh pada bidang akademis, sosial, atau karir.[1]
Karir adalah suatu pekerjaan yang diperoleh seseorang berdasarkan keahlian yang dimiliki oleh seseorang. Sementara itu, keahlian dapat diperoleh melalui pendidikan dan latihan. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal dan nonformal.[2] Keahlian dapat berupa kecakapan (skill) dan dapat juga berupa wawasan, penguasaan pengetahuan, dan kemampuan dalam bidang tertentu (specialized) yang dimiliki seseorang, yang didapat melalui bimbingan, pendidikan, dan latihan. Di samping itu, wawasan karir yang telah dimiliki oleh siswa sebaiknya dipadukan dengan bakat, minta, dan kemampuan yang dimilinya sebagai rencana karir di masa yang akan datang.[3]
Karir diciptakan, dibina, dan dikembangkan melalui serta selama kehidupan. Dalam mencapai kesuksesan berkarir, seseorang harus mempunyai skill atau bidang yang dimilikinya, seperti berikut.[4]
1.      Bidang akademis artinya seseorang yang telah berhasil menyelesaikan jenjang pendidikannya sampai dengan perguruan tinggi (S1, S2, S3). Kemudian, dengan keahlian tersebut, ia dapat berkarya dan hasilnya dapat dimanfaatkan dan diakui orang lain, misalnya dokter, desainer, guru, dan profesor.
2.      Bidang non-akademis artinya seseorang yang telah berhasil dalam kehidupannya secara sosio-ekonomis, tanpa melalui jenjang pendidikan perguruan tinggi, namun hanya melalui kursus atau pelatihan singkat praktis, kemudian dapat berkarya dan hasilya dapat dimanfaatkan dan diakui orang lain, misalnya perbengkelan, penjahit, dan salon.
3.      Bidang talenta artinya seseorang yang memiliki bakat atau kelebihan yang dimilikinya dan dapat berhasil memenuhi kebutuhan sosial ekonominya dengan bakat yang ia miliki, misalnya Rudi Hartono sukses melalu bakat bulu tangkis.
4.      Bidang pengalaman artinya seseorang individu yang dapat memenuhi kebutuhan sosial ekonominya yang diperoleh melalui pengalaman hidupnya, yang kemudian ia terapkan, misalnya Ayam Goreng Suharti.

B.     Kenali Diri dan Memanajemen Diri

Manusia terlahir ke dunia seorang diri, terlahir sebagai makhluk individu di mana setiap individu berbeda dalam segala hal dengan individu lainnya. Begitu pula dengan peserta didik, mungkin secara fisik terdapat kesamaan tetapi mereka secara psikologis pasti berbeda-beda. Psikologis (bakat, minat, selera, cita-cita, hobi, kepribadian), fisiologis, kesehatan, pasti memiliki perbedaan-perbedaan.[5]
Pengenalan diri merupakan sebagai langkai awal kesuksesan dalam persiapan karir di masa depan. Mengenal potensi diri dan kualitas diri adalah proses yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas kehidupan seseorang. Begitu pula dengan peserta didik, dengan mengetahui potensi yang dimiliki maka akan lebih mudah untuk meningkatkan potensi tersebut. Memahami terlebih mengenal diri mengenai kelebihan dan kekurangan akan mengantarkan peserta didik pada tahap-tahap yang berkuliatas, tidak hanya dalam pendidikan tetapi juga dalam mempersiapkan karir dimasa depan.[6]
Untuk lebih mudah, peserta didik harus mempunyai konsep diri, yaitu pandangan atau penilaian, perasaan, pemikiran individu terhadap dirinya, yang meliputi kemampuan karakter dan sikap. Burns (1993 VI) berpendapat, konsep diri adalah gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, orang lain berpendapat tentang diri kita, dan apa yang kita inginkan. Konsep diri artinya, apabila individu berpikir dan berkeyakinan  akan berhasil, ini akan menjadi kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menjadi sukses. Sebaliknya, apabila indidvidu berpikir dan berkeyakinan akan gagal, hal ini sama saja dengan mempersiapkan kegagalan pada dirinya. Konsep diri terbentuk dan berubah karena interaksi dengan lingkungan dan wawasan yang dimilikinya. Apabila berinteraksi dengan lingkungan positif dan berwawasan positif maka akan membentuk konsep diri secara positif, demikian pula sebaliknya.[7]
Setelah dapat mengenali diri dengan baik, selanjutnya sebagai peserta didik harus mampu memanajemen diri sendiri. Dalan suksesnya seseorang sangat bergantung pada sejauh mana individu mampu mengelola dirinya secara efektif. Semakin kokoh dan tertib program self management-nya, semakin besar kesuksesannya. Secara definisi, manajemen berarti penggunaan (pengerahan) sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas, 2001). Manajemen diri adalah menggerakkan seluruh potensi diri untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan hidup secara optimal.[8]
Usaha yang dapat dilakukan peserta didik dalam memanajemen diri, adalah sebagai berikut.
1.      Membuat perencanaan diri, mencakup;
a.       Visi (cita-cita), dan
b.      Misi (langkah-langkah konkret untuk meraih cita-cita itu).

2.      Mengorganisasi diri, mencakup;
a.       Mengenali potensi-potensi diri (selft understanding),
b.      Mengarahkan diri pada kegiatan pengembangan diri, bakat, dan minat (self directing), serta
c.       Bekerja keras dalam belajar dan menekuni kegiatan pengembangan diri (self development).

3.      Mengevalusi diri, mencakup;
a.       Mengukur pencapaian hasil tahap demi tahap, dan
b.      Menata ulang untuk keberhasilan.

C.    Motivasi Diri untuk Selalu Berkarya

Motivasi sering diartikan dengan istilah dorongan atau daya penggerak. Motivasi merupakan kondisi yang mendorong individu untuk melalukan sesuatu. Menurut Gray (Winardi, 2002), motivasi merupakan sejumlah proses yang bersifat internal dan eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusisme dalam melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.[9]
Setiap orang ingin dirinya sukses, baik sukses belajar, berkarir, bergaul, berkeluarga, bermasyarakat, sukses dunia, dan sukses diakhirat.[10] Sukses diri berasal dari kemauan, semangat, tekad, dan motivasi diri seseorang untuk mau menggerakan semua potensi diri dan mencapai kesuksesaan dalam mencapai karir dimasa depan. Hal itu mengisyaratkan perlunya seseorang memacu dan mendorong serta menggerakan diri untuk selalu berorientasi pada standar yang terbaik.[11] Tidak luput juga orang-orang yang berada disekitarnya mendukung penuh dengan usaha peserta didik tersebut dalam menggapai kesusksesan karir dimasa depannya. Baik di lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, maupun lingkungan tempat ia bermain.
    Peserta didik juga harus memiliki kemauan untuk mempelajari sesuatu yang baru agar pengetahuan yang ia dapat bertambah dan dapat berubah menjadi karya yang berguna untuk dimasa depan nanti. Oleh karena itu, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri agar selalu belajar dan berkarya perlu ditanamkan dan dikembangkan dalam diri setiap peserta didik agar kelak ia mampu menggapai kesuksesan karirnya di masa depan nanti.

D.    Bimbingan Karir Disekolah

Bimbingan karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses-proses, teknik-teknik, atau layanan-layanan yang di maksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang, serta mengebangkan keterampilan-keterampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan karirnya (Her, 1979).[12]
Bimbingan karir didefinisikan sebagai “aktivitas-aktivitas dan program-program yang membantu individu-individu mengasimilasikan dan mengintegrasikan pengetahuan, pengalaman, dan apresiasi-apresiasi yang berkaitan dengan.[13]
1.      Pengenalan diri, yang meliputi hubungan seseorang dengan ciri-ciri dan persepsi-persepsinya sendiri, serta hubungannya dengan orang lain dan lingkungan.
2.      Pemahaman/ pengenalan terhadap kerja masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahannya, termasuk sikap-sikap dan disiplin kerja.
3.      Kesadaran akan waktu luang yang bisa berperanan dalam kehidupan seseorang.
4.      Pemahaman akan perlunya dan banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan karir.
5.      Pemahaman terhadap informasi dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mencapai pemenuhan diri dalam pekerjaan dan waktu luang, dan
6.      Mempelajari dan menerapkan proses pengambilan keputusan karir.
Peserta didik dalam persiapan karir di masa depannya membutuhkan bimbingan karir dari sekolah. Mulai dari bimbingan karir di sekolah dasar, di sekolah lanjutan pertama, di sekolah lanjutan atas, hingga perguruan tinggi. Dengan adanya bimbingan karir peserta didik dapat memahami dan mendapatkan informasi tentang dunia kerja yang akan dihadapinya nanti di masa depan. Melalui bimbingan karir pun peserta didik akan mampu menentukan pilihan dan mempertimbangkan karirnya di masa depan nanti dengan kemampuan, minat, bakat, dan cita-cita yang telah dimiliki.




[1] Endang Sri Astuti dan Resminingsih, 2010. Bahan Dasar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan Menengah. Jakarta: PT Grasindo, hal. 17, cet. III
[2] Endang Sri Astuti dan Resminingsih, 2010.  Bahan Dasar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan Menengah. Jakarta: PT Grasindo, hal. 69, cet. I
[3] Muri Yusuf, 2005. Kiat Sukses dalam Karir. Bogor: Ghalia Indonesia, hal. 2, cet. I
[4] Endang Sri Astuti dan Resminingsih, Op.Cit, hal. 17
[5] Endang Sri Astuti dan Resminingsih, Op.Cit, hal. 50
[6] Ibid, hal. 62
[7] Ibid, hal. 63
[8] Ibid, hal. 18
[9] Ibid, hal. 67
[10] Ibid, hal. 62
[11] Muri Yusuf, Op.Cit, hal. 88
[12] Mohammad Thaye Manrihu, 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir. Jakarta: Bumi Aksara, hal. 18, cet. I
[13] Ibid, hal. 19