Selasa, 27 Juni 2017

Persiapan Peserta Didik dalam Karir Masa Depannya (Media dalam BK)

Tema: Bidang Karir
Di Susun Oleh: 
Zainina Sabihah (1601015105)
2A Bimbingan dan Konseling
Tugas Mata Kuliah Media dalam BK
Karya Ilmiah

Persiapan Peserta Didik dalam Karir Masa Depannya

A.    Pengertian Karir
Seseorang indivudu dikatakan sukses apabila ia dapat mewujudkan dirinya dalam kemandirian, serta dapat berbuat sesuatu untuk orang lain. Dengan kata lain, individu dikatakan sukses apabila ia berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain. Kesuksesaan individu dapat diperoleh pada bidang akademis, sosial, atau karir.[1]
Karir adalah suatu pekerjaan yang diperoleh seseorang berdasarkan keahlian yang dimiliki oleh seseorang. Sementara itu, keahlian dapat diperoleh melalui pendidikan dan latihan. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal dan nonformal.[2] Keahlian dapat berupa kecakapan (skill) dan dapat juga berupa wawasan, penguasaan pengetahuan, dan kemampuan dalam bidang tertentu (specialized) yang dimiliki seseorang, yang didapat melalui bimbingan, pendidikan, dan latihan. Di samping itu, wawasan karir yang telah dimiliki oleh siswa sebaiknya dipadukan dengan bakat, minta, dan kemampuan yang dimilinya sebagai rencana karir di masa yang akan datang.[3]
Karir diciptakan, dibina, dan dikembangkan melalui serta selama kehidupan. Dalam mencapai kesuksesan berkarir, seseorang harus mempunyai skill atau bidang yang dimilikinya, seperti berikut.[4]
1.      Bidang akademis artinya seseorang yang telah berhasil menyelesaikan jenjang pendidikannya sampai dengan perguruan tinggi (S1, S2, S3). Kemudian, dengan keahlian tersebut, ia dapat berkarya dan hasilnya dapat dimanfaatkan dan diakui orang lain, misalnya dokter, desainer, guru, dan profesor.
2.      Bidang non-akademis artinya seseorang yang telah berhasil dalam kehidupannya secara sosio-ekonomis, tanpa melalui jenjang pendidikan perguruan tinggi, namun hanya melalui kursus atau pelatihan singkat praktis, kemudian dapat berkarya dan hasilya dapat dimanfaatkan dan diakui orang lain, misalnya perbengkelan, penjahit, dan salon.
3.      Bidang talenta artinya seseorang yang memiliki bakat atau kelebihan yang dimilikinya dan dapat berhasil memenuhi kebutuhan sosial ekonominya dengan bakat yang ia miliki, misalnya Rudi Hartono sukses melalu bakat bulu tangkis.
4.      Bidang pengalaman artinya seseorang individu yang dapat memenuhi kebutuhan sosial ekonominya yang diperoleh melalui pengalaman hidupnya, yang kemudian ia terapkan, misalnya Ayam Goreng Suharti.

B.     Kenali Diri dan Memanajemen Diri

Manusia terlahir ke dunia seorang diri, terlahir sebagai makhluk individu di mana setiap individu berbeda dalam segala hal dengan individu lainnya. Begitu pula dengan peserta didik, mungkin secara fisik terdapat kesamaan tetapi mereka secara psikologis pasti berbeda-beda. Psikologis (bakat, minat, selera, cita-cita, hobi, kepribadian), fisiologis, kesehatan, pasti memiliki perbedaan-perbedaan.[5]
Pengenalan diri merupakan sebagai langkai awal kesuksesan dalam persiapan karir di masa depan. Mengenal potensi diri dan kualitas diri adalah proses yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas kehidupan seseorang. Begitu pula dengan peserta didik, dengan mengetahui potensi yang dimiliki maka akan lebih mudah untuk meningkatkan potensi tersebut. Memahami terlebih mengenal diri mengenai kelebihan dan kekurangan akan mengantarkan peserta didik pada tahap-tahap yang berkuliatas, tidak hanya dalam pendidikan tetapi juga dalam mempersiapkan karir dimasa depan.[6]
Untuk lebih mudah, peserta didik harus mempunyai konsep diri, yaitu pandangan atau penilaian, perasaan, pemikiran individu terhadap dirinya, yang meliputi kemampuan karakter dan sikap. Burns (1993 VI) berpendapat, konsep diri adalah gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, orang lain berpendapat tentang diri kita, dan apa yang kita inginkan. Konsep diri artinya, apabila individu berpikir dan berkeyakinan  akan berhasil, ini akan menjadi kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menjadi sukses. Sebaliknya, apabila indidvidu berpikir dan berkeyakinan akan gagal, hal ini sama saja dengan mempersiapkan kegagalan pada dirinya. Konsep diri terbentuk dan berubah karena interaksi dengan lingkungan dan wawasan yang dimilikinya. Apabila berinteraksi dengan lingkungan positif dan berwawasan positif maka akan membentuk konsep diri secara positif, demikian pula sebaliknya.[7]
Setelah dapat mengenali diri dengan baik, selanjutnya sebagai peserta didik harus mampu memanajemen diri sendiri. Dalan suksesnya seseorang sangat bergantung pada sejauh mana individu mampu mengelola dirinya secara efektif. Semakin kokoh dan tertib program self management-nya, semakin besar kesuksesannya. Secara definisi, manajemen berarti penggunaan (pengerahan) sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas, 2001). Manajemen diri adalah menggerakkan seluruh potensi diri untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan hidup secara optimal.[8]
Usaha yang dapat dilakukan peserta didik dalam memanajemen diri, adalah sebagai berikut.
1.      Membuat perencanaan diri, mencakup;
a.       Visi (cita-cita), dan
b.      Misi (langkah-langkah konkret untuk meraih cita-cita itu).

2.      Mengorganisasi diri, mencakup;
a.       Mengenali potensi-potensi diri (selft understanding),
b.      Mengarahkan diri pada kegiatan pengembangan diri, bakat, dan minat (self directing), serta
c.       Bekerja keras dalam belajar dan menekuni kegiatan pengembangan diri (self development).

3.      Mengevalusi diri, mencakup;
a.       Mengukur pencapaian hasil tahap demi tahap, dan
b.      Menata ulang untuk keberhasilan.

C.    Motivasi Diri untuk Selalu Berkarya

Motivasi sering diartikan dengan istilah dorongan atau daya penggerak. Motivasi merupakan kondisi yang mendorong individu untuk melalukan sesuatu. Menurut Gray (Winardi, 2002), motivasi merupakan sejumlah proses yang bersifat internal dan eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusisme dalam melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.[9]
Setiap orang ingin dirinya sukses, baik sukses belajar, berkarir, bergaul, berkeluarga, bermasyarakat, sukses dunia, dan sukses diakhirat.[10] Sukses diri berasal dari kemauan, semangat, tekad, dan motivasi diri seseorang untuk mau menggerakan semua potensi diri dan mencapai kesuksesaan dalam mencapai karir dimasa depan. Hal itu mengisyaratkan perlunya seseorang memacu dan mendorong serta menggerakan diri untuk selalu berorientasi pada standar yang terbaik.[11] Tidak luput juga orang-orang yang berada disekitarnya mendukung penuh dengan usaha peserta didik tersebut dalam menggapai kesusksesan karir dimasa depannya. Baik di lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, maupun lingkungan tempat ia bermain.
    Peserta didik juga harus memiliki kemauan untuk mempelajari sesuatu yang baru agar pengetahuan yang ia dapat bertambah dan dapat berubah menjadi karya yang berguna untuk dimasa depan nanti. Oleh karena itu, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri agar selalu belajar dan berkarya perlu ditanamkan dan dikembangkan dalam diri setiap peserta didik agar kelak ia mampu menggapai kesuksesan karirnya di masa depan nanti.

D.    Bimbingan Karir Disekolah

Bimbingan karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses-proses, teknik-teknik, atau layanan-layanan yang di maksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang, serta mengebangkan keterampilan-keterampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan karirnya (Her, 1979).[12]
Bimbingan karir didefinisikan sebagai “aktivitas-aktivitas dan program-program yang membantu individu-individu mengasimilasikan dan mengintegrasikan pengetahuan, pengalaman, dan apresiasi-apresiasi yang berkaitan dengan.[13]
1.      Pengenalan diri, yang meliputi hubungan seseorang dengan ciri-ciri dan persepsi-persepsinya sendiri, serta hubungannya dengan orang lain dan lingkungan.
2.      Pemahaman/ pengenalan terhadap kerja masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahannya, termasuk sikap-sikap dan disiplin kerja.
3.      Kesadaran akan waktu luang yang bisa berperanan dalam kehidupan seseorang.
4.      Pemahaman akan perlunya dan banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan karir.
5.      Pemahaman terhadap informasi dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mencapai pemenuhan diri dalam pekerjaan dan waktu luang, dan
6.      Mempelajari dan menerapkan proses pengambilan keputusan karir.
Peserta didik dalam persiapan karir di masa depannya membutuhkan bimbingan karir dari sekolah. Mulai dari bimbingan karir di sekolah dasar, di sekolah lanjutan pertama, di sekolah lanjutan atas, hingga perguruan tinggi. Dengan adanya bimbingan karir peserta didik dapat memahami dan mendapatkan informasi tentang dunia kerja yang akan dihadapinya nanti di masa depan. Melalui bimbingan karir pun peserta didik akan mampu menentukan pilihan dan mempertimbangkan karirnya di masa depan nanti dengan kemampuan, minat, bakat, dan cita-cita yang telah dimiliki.




[1] Endang Sri Astuti dan Resminingsih, 2010. Bahan Dasar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan Menengah. Jakarta: PT Grasindo, hal. 17, cet. III
[2] Endang Sri Astuti dan Resminingsih, 2010.  Bahan Dasar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan Menengah. Jakarta: PT Grasindo, hal. 69, cet. I
[3] Muri Yusuf, 2005. Kiat Sukses dalam Karir. Bogor: Ghalia Indonesia, hal. 2, cet. I
[4] Endang Sri Astuti dan Resminingsih, Op.Cit, hal. 17
[5] Endang Sri Astuti dan Resminingsih, Op.Cit, hal. 50
[6] Ibid, hal. 62
[7] Ibid, hal. 63
[8] Ibid, hal. 18
[9] Ibid, hal. 67
[10] Ibid, hal. 62
[11] Muri Yusuf, Op.Cit, hal. 88
[12] Mohammad Thaye Manrihu, 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir. Jakarta: Bumi Aksara, hal. 18, cet. I
[13] Ibid, hal. 19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar