Tema: Bidang Karir
Di Susun Oleh:
Zainina Sabihah (1601015105)
Zainina Sabihah (1601015105)
2A Bimbingan dan Konseling
Tugas Mata Kuliah Media
dalam BK
Karya Ilmiah
Persiapan Peserta Didik dalam Karir
Masa Depannya
A.
Pengertian
Karir
Seseorang
indivudu dikatakan sukses apabila ia dapat mewujudkan dirinya dalam
kemandirian, serta dapat berbuat sesuatu untuk orang lain. Dengan kata lain,
individu dikatakan sukses apabila ia berguna bagi dirinya sendiri dan orang
lain. Kesuksesaan individu dapat diperoleh pada bidang akademis, sosial, atau
karir.[1]
Karir
adalah suatu pekerjaan yang diperoleh seseorang berdasarkan keahlian yang
dimiliki oleh seseorang. Sementara itu, keahlian dapat diperoleh melalui
pendidikan dan latihan. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal dan
nonformal.[2] Keahlian
dapat berupa kecakapan (skill) dan
dapat juga berupa wawasan, penguasaan pengetahuan, dan kemampuan dalam bidang
tertentu (specialized) yang dimiliki
seseorang, yang didapat melalui bimbingan, pendidikan, dan latihan. Di samping
itu, wawasan karir yang telah dimiliki oleh siswa sebaiknya dipadukan dengan
bakat, minta, dan kemampuan yang dimilinya sebagai rencana karir di masa yang
akan datang.[3]
Karir
diciptakan, dibina, dan dikembangkan melalui serta selama kehidupan. Dalam
mencapai kesuksesan berkarir, seseorang harus mempunyai skill atau bidang yang
dimilikinya, seperti berikut.[4]
1. Bidang
akademis artinya seseorang yang telah berhasil menyelesaikan jenjang
pendidikannya sampai dengan perguruan tinggi (S1, S2, S3). Kemudian, dengan
keahlian tersebut, ia dapat berkarya dan hasilnya dapat dimanfaatkan dan diakui
orang lain, misalnya dokter, desainer, guru, dan profesor.
2. Bidang
non-akademis artinya seseorang yang telah berhasil dalam kehidupannya secara
sosio-ekonomis, tanpa melalui jenjang pendidikan perguruan tinggi, namun hanya
melalui kursus atau pelatihan singkat praktis, kemudian dapat berkarya dan
hasilya dapat dimanfaatkan dan diakui orang lain, misalnya perbengkelan,
penjahit, dan salon.
3. Bidang
talenta artinya seseorang yang memiliki bakat atau kelebihan yang dimilikinya
dan dapat berhasil memenuhi kebutuhan sosial ekonominya dengan bakat yang ia
miliki, misalnya Rudi Hartono sukses melalu bakat bulu tangkis.
4. Bidang
pengalaman artinya seseorang individu yang dapat memenuhi kebutuhan sosial
ekonominya yang diperoleh melalui pengalaman hidupnya, yang kemudian ia
terapkan, misalnya Ayam Goreng Suharti.
B.
Kenali
Diri dan Memanajemen Diri
Manusia
terlahir ke dunia seorang diri, terlahir sebagai makhluk individu di mana
setiap individu berbeda dalam segala hal dengan individu lainnya. Begitu pula
dengan peserta didik, mungkin secara fisik terdapat kesamaan tetapi mereka
secara psikologis pasti berbeda-beda. Psikologis (bakat, minat, selera,
cita-cita, hobi, kepribadian), fisiologis, kesehatan, pasti memiliki
perbedaan-perbedaan.[5]
Pengenalan
diri merupakan sebagai langkai awal kesuksesan dalam persiapan karir di masa
depan. Mengenal potensi diri dan kualitas diri adalah proses yang sangat
penting dalam meningkatkan kualitas kehidupan seseorang. Begitu pula dengan
peserta didik, dengan mengetahui potensi yang dimiliki maka akan lebih mudah
untuk meningkatkan potensi tersebut. Memahami terlebih mengenal diri mengenai
kelebihan dan kekurangan akan mengantarkan peserta didik pada tahap-tahap yang
berkuliatas, tidak hanya dalam pendidikan tetapi juga dalam mempersiapkan karir
dimasa depan.[6]
Untuk
lebih mudah, peserta didik harus mempunyai konsep diri, yaitu pandangan atau
penilaian, perasaan, pemikiran individu terhadap dirinya, yang meliputi
kemampuan karakter dan sikap. Burns (1993 VI) berpendapat, konsep diri adalah
gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, orang lain berpendapat tentang
diri kita, dan apa yang kita inginkan. Konsep diri artinya, apabila individu
berpikir dan berkeyakinan akan berhasil,
ini akan menjadi kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menjadi
sukses. Sebaliknya, apabila indidvidu berpikir dan berkeyakinan akan gagal, hal
ini sama saja dengan mempersiapkan kegagalan pada dirinya. Konsep diri
terbentuk dan berubah karena interaksi dengan lingkungan dan wawasan yang
dimilikinya. Apabila berinteraksi dengan lingkungan positif dan berwawasan
positif maka akan membentuk konsep diri secara positif, demikian pula
sebaliknya.[7]
Setelah
dapat mengenali diri dengan baik, selanjutnya sebagai peserta didik harus mampu
memanajemen diri sendiri. Dalan suksesnya seseorang sangat bergantung pada
sejauh mana individu mampu mengelola dirinya secara efektif. Semakin kokoh dan
tertib program self management-nya, semakin besar kesuksesannya. Secara
definisi, manajemen berarti penggunaan (pengerahan) sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Depdiknas, 2001). Manajemen diri adalah menggerakkan
seluruh potensi diri untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan hidup secara
optimal.[8]
Usaha
yang dapat dilakukan peserta didik dalam memanajemen diri, adalah sebagai
berikut.
1. Membuat
perencanaan diri, mencakup;
a. Visi
(cita-cita), dan
b. Misi
(langkah-langkah konkret untuk meraih cita-cita itu).
2. Mengorganisasi
diri, mencakup;
a. Mengenali
potensi-potensi diri (selft understanding),
b. Mengarahkan
diri pada kegiatan pengembangan diri, bakat, dan minat (self directing), serta
c. Bekerja
keras dalam belajar dan menekuni kegiatan pengembangan diri (self development).
3. Mengevalusi
diri, mencakup;
a. Mengukur
pencapaian hasil tahap demi tahap, dan
b. Menata
ulang untuk keberhasilan.
C.
Motivasi
Diri untuk Selalu Berkarya
Motivasi
sering diartikan dengan istilah dorongan atau daya penggerak. Motivasi
merupakan kondisi yang mendorong individu untuk melalukan sesuatu. Menurut Gray
(Winardi, 2002), motivasi merupakan sejumlah proses yang bersifat internal dan
eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusisme
dalam melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.[9]
Setiap
orang ingin dirinya sukses, baik sukses belajar, berkarir, bergaul,
berkeluarga, bermasyarakat, sukses dunia, dan sukses diakhirat.[10]
Sukses diri berasal dari kemauan, semangat, tekad, dan motivasi diri seseorang
untuk mau menggerakan semua potensi diri dan mencapai kesuksesaan dalam
mencapai karir dimasa depan. Hal itu mengisyaratkan perlunya seseorang memacu
dan mendorong serta menggerakan diri untuk selalu berorientasi pada standar
yang terbaik.[11]
Tidak luput juga orang-orang yang berada disekitarnya mendukung penuh dengan
usaha peserta didik tersebut dalam menggapai kesusksesan karir dimasa depannya.
Baik di lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, maupun lingkungan tempat ia
bermain.
Peserta
didik juga harus memiliki kemauan untuk mempelajari sesuatu yang baru agar
pengetahuan yang ia dapat bertambah dan dapat berubah menjadi karya yang
berguna untuk dimasa depan nanti. Oleh karena itu, kemampuan untuk memotivasi
diri sendiri agar selalu belajar dan berkarya perlu ditanamkan dan dikembangkan
dalam diri setiap peserta didik agar kelak ia mampu menggapai kesuksesan
karirnya di masa depan nanti.
D.
Bimbingan
Karir Disekolah
Bimbingan
karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik,
proses-proses, teknik-teknik, atau layanan-layanan yang di maksudkan untuk
membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan
pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang,
serta mengebangkan keterampilan-keterampilan mengambil keputusan sehingga yang
bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan karirnya (Her, 1979).[12]
Bimbingan
karir didefinisikan sebagai “aktivitas-aktivitas dan program-program yang
membantu individu-individu mengasimilasikan dan mengintegrasikan pengetahuan,
pengalaman, dan apresiasi-apresiasi yang berkaitan dengan.[13]
1. Pengenalan
diri, yang meliputi hubungan seseorang dengan ciri-ciri dan persepsi-persepsinya
sendiri, serta hubungannya dengan orang lain dan lingkungan.
2. Pemahaman/
pengenalan terhadap kerja masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahannya, termasuk sikap-sikap dan disiplin kerja.
3. Kesadaran
akan waktu luang yang bisa berperanan dalam kehidupan seseorang.
4. Pemahaman
akan perlunya dan banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan
karir.
5. Pemahaman
terhadap informasi dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mencapai
pemenuhan diri dalam pekerjaan dan waktu luang, dan
6. Mempelajari
dan menerapkan proses pengambilan keputusan karir.
Peserta
didik dalam persiapan karir di masa depannya membutuhkan bimbingan karir dari
sekolah. Mulai dari bimbingan karir di sekolah dasar, di sekolah lanjutan pertama,
di sekolah lanjutan atas, hingga perguruan tinggi. Dengan adanya bimbingan
karir peserta didik dapat memahami dan mendapatkan informasi tentang dunia
kerja yang akan dihadapinya nanti di masa depan. Melalui bimbingan karir pun
peserta didik akan mampu menentukan pilihan dan mempertimbangkan karirnya di
masa depan nanti dengan kemampuan, minat, bakat, dan cita-cita yang telah
dimiliki.
[1] Endang
Sri Astuti dan Resminingsih, 2010. Bahan
Dasar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan Menengah. Jakarta:
PT Grasindo, hal. 17, cet. III
[2] Endang Sri
Astuti dan Resminingsih, 2010. Bahan Dasar untuk Pelayanan Konseling pada
Satuan Pendidikan Menengah. Jakarta: PT Grasindo, hal. 69, cet. I
[3] Muri
Yusuf, 2005. Kiat Sukses dalam Karir.
Bogor: Ghalia Indonesia, hal. 2, cet. I
[4] Endang
Sri Astuti dan Resminingsih, Op.Cit, hal. 17
[5] Endang
Sri Astuti dan Resminingsih, Op.Cit, hal. 50
[6] Ibid,
hal. 62
[7] Ibid,
hal. 63
[8] Ibid,
hal. 18
[9] Ibid,
hal. 67
[10] Ibid,
hal. 62
[11] Muri
Yusuf, Op.Cit, hal. 88
[12]
Mohammad Thaye Manrihu, 1992. Pengantar
Bimbingan dan Konseling Karir. Jakarta: Bumi Aksara, hal. 18, cet. I
[13] Ibid,
hal. 19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar